Review Buku Kisah Untuk Esok - Ufuk Literasi
Menuliskan setiap perjalanan yang dialami, bagi beberapa orang terasa begitu menyenangkan. Apalagi jika tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan dalam sebuah buku, dijadikan antologi bersama penulis lainnya dari beragam latar belakang masing-masing.
Sama seperti buku Kisah untuk Esok, karya antologi Komunitas Ufuk Literasi yang menyajikan banyak karya tulis dengan tema beragam di dalamnya. Berikut adalah review nya. Simak sampai akhir!
#1. Identitas Buku
Judul Buku : Kisah untuk Esok
Penulis: Alumni Kelas Antologi Batch 4 Komunitas Ufuk Literasi
Genre: Antologi Puisi, Cerpen dan Senandika/ Prosais
Penerbit: Ufuk Media
Tahun Terbit: 2023
Tebal: 226 halaman
#2. Apa yang Dibahas dalam Buku ini?
Kisah untuk Esok merupakan sebuah antologi yang memadukan 3 karya sastra secara sekaligus yaitu puisi, senandika dan juga cerpen dari gaya penulisan yang berbeda-beda setiap penulis dan punya ciri khasnya sendiri tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya karya ini muncul, diharapkan penulis sekaligus pembaca bisa menuliskan setiap momen yang begitu berharga selama hidup dan akan berkesan di suatu saat nanti. Kumpulan karya dalam buku ini berhasil menangkap momen-momen kecil dalam kehidupan yang sering kali terlewat bahkan terlupakan atau mungkin tidak kita sadari. Melalui tiga bentuk sastra yang berbeda, antologi ini mengajak pembaca untuk merenung, merasakan dan menghidupkan kembali kenangan yang mungkin telah dilupakan.
Puisi di sini membahas tentang emosi para penyair yang meluapkan perasaannya menggunakan diksi yang indah dalam setiap syairnya. Selanjutnya ada senandika atau prosais yang berisikan curahan para penulis dalam bentuk paragraf, yang mana seakan dapat membawa kita masuk dan merasakan apa yang dirasakan oleh sang penulis. Sedangkan untuk cerpen sendiri membahas tentang pengalaman, kisah dan imajinasi yang ditulis oleh para penulis.
#3. Kelemahan dan Kelebihan Buku
Kelemahannya yaitu adanya kesalahan penulisan pada kata 'problema' yang seharusnya menjadi 'problem' dan seharusnya pada penggunaan bahasa asing harus dimiringkan. Serta adanya banyak penulis dalam buku ini, menjadikan beberapa karya terkesan mempunyai cerita yang hampir serupa, atau mempunyai ending cerita yang terbuka. Sehingga membuat pembaca bertanya-tanya akan akhir dari sebuah cerita tersebut.
Sedangkan untuk kelebihannya sendiri buku ini mempunyai desain cover yang menarik dan jumlah halamannya yang tidak terlalu tebal yang sangat pas untuk yang baru ingin memulai membaca sebuah buku antologi. Dengan harga yang relatif murah untuk antologi yang berisi 3 karya sastra di dalamnya serta biasanya kebanyakan event antologi hanya berupa 1 karya sastra saja tentunya antologi ini unik dan berbeda dari biasanya.
Buku ini ditulis oleh lebih dari 20 penulis menjadikan buku Antalogi Kisah untuk Esok ini menjadi buku yang menarik. Banyak karya dengan berbagai genre tertulis di dalamnya. Buku ini dapat membuat hati para pembacanya naik-turun, antara haru, sedih, bahagia semua menjadi satu berbaur dengan judul yang berbeda dalam buku ini.
Saran menurut kelompok kami yaitu peralihan antara puisi, cerpen, dan senandika bisa dijaga agar tetap mulus dan tidak mengagetkan pembaca. Semisal, setelah puisi dengan tema tertentu, bisa dilanjutkan dengan cerpen atau senandika yang menyambung nuansa atau pesan dari puisi tersebut, sehingga transisi tidak terasa terpotong.
#4. Buku ini Cocok untuk Siapa?
Buku ini cocok untuk dijadikan bacaan di waktu santai para remaja hingga dewasa. Dengan pemilihan serta jumlah kata yang tidak terlalu banyak dalam setiap judulnya, membuat para pembaca tidak akan merasa bosan. Apalagi penggunaan kata-katanya juga mudah dipahami bagi para pembacanya.
Setiap kisah yang kita alami, tentunya akan ada pelajaran yang kita dapatkan yang menjadikan diri kita menjadi lebih baik lagi untuk nantinya. Kisah kita belum tentu sama dengan orang lain begitu juga sebaliknya, yang terjadi pada diri kita siapa tahu orang lain belum tentu mengalami hal itu.
#5. Pesan untuk Pembaca
Menulis itu dari kemauan kita sendiri bukan orang lain, jangan pernah merendahkan kemampuan menulis orang lain sebelum tahu apa yang terjadi dalam hidupmu. Jadikan menulis sebagai self healing yang terbaik dalam waktu luang. Caranya mulai dari yang sederhana terlebih dahulu.
Di dalam buku ini juga terdapat pengenalan terkait dengan komunitas Ufuk Literasi dan penerbit yang bernama Ufuk Media secara singkat agar para pembaca bisa mengenal lebih jauh terkait hal tersebut. Di akhir buku ini, juga terdapat quote dari sisi founder komunitas Ufuk Literasi yang dapat membangkitkan semangat para penulis untuk terus menulis.
Daripada penasaran, yuk coba kembangkan tulisan kalian dengan versi kalian sendiri siapa tahu nantinya akan berkesan dalam hidupmu. Mulailah dari yang sederhana saja, percayalah nantinya akan semakin terbiasa misalnya kisah kehidupan kalian sendiri. Belajar menulis bersama Ufuk Literasi silakan klik di sini, ya!
Bionarasi Penulis
- Penulis ini memiliki nama pena likewritesomething, ia lahir di kota pempek yang kerap dikenal dengan Palembang. Walaupun ia bukan berasal dari sastra, ia mempunyai hobi menulis dan membaca. Saat ini, ia juga memiliki kumpulan antologi bersama teman teman kepenulisannya. Mulai dari penulis terbaik, penulis inspiratif ataupun juga dari keinginannya sendiri.
- Ketut Ariyanti atau sering disapa Ketut. Remaja 21 tahun yang gemar membaca novel fiksi atau non fiksi juga memiliki hobi baru berkebun. Boleh mampir jika berkenan ke akun instagram @Kriyanti7.
- Nawang Candra A.S atau yang biasa dipanggil Nana atau Nawang. Lahir di sebuah kota di Jawa Timur, pada pertengahan tahun 90'an. Punya hobi mendengarkan musik dan kuliner. Penyuka drama Korea yang akhir-akhir ini tertarik dengan bab ke penulisan. You can find it on IG : @nanatyping