[CERPEN] Peri Ajaib - Karya Putri Natasya Islamadina

Daftar Isi

"Kalian tahu, nggak, kenapa sekolah kita namanya SMP Cendana?" Reno bertanya serius.

"Supaya sekolahnya harum tanpa diharumkan," jawab Ali asal disambut tawa dari Zidan.

Reno menghela napas panjang, "Bukan gitu, ada rumor terkenal yang mengatakan ada peri penunggu di pohon kelengkeng sebelah gerbang, peri itu akan mengabulkan keinginan kuat dari seseorang yang melihatnya." 

"Itu peri apa dukun, sakti banget," sahut Ali blak-blakan.

"Menarik, tumbalnya apa?" tanya Zidan santai.

"Nggak tau juga," jawab Reno pasrah karena telah terpojok.

"Sebentar, hub-" Belum selesai Ali berucap, tiba-tiba, "Zidan! Aku buatin kukis nih buat kamu," ujar Ara penuh semangat dengan menyodorkan paper bag.

"Ooh iya, makasih, Ra," jawab Zidan datar, menerima paper bag tersebut.

"Hai, Ra, makin cantik aja. Nggak ada niatan mau oleng, nih?" goda Reno santai, Ara hanya diam dan cemberut lalu pergi begitu saja.

Zidan yang sudah hafal dengan tabiat kedua sahabatnya ini langsung menyodorkan paper bag itu, yang disambut keduanya dengan semangat, Zidan lalu meneruskan menyantap bekal yang ia bawa.

 "Masih ada nggak kukisnya?" tanya Zidan tiba-tiba, seketika keduanya berhenti memakan kukis itu, "Masih, Dan," jawab Ali dengan menyodorkan paper bag, keduanya bingung karena Zidan jarang memakan makanan buatan orang lain.

Di dalam kamar Zidan mengeluarkan cookies itu dan mengamatinya, entah kenapa ia merasa tidak asing, perlahan ia mulai menggigit sedikit cookies tersebut, tetapi tetap saja ia tidak mengingat apa pun. 

***

Waktu makan malam tiba, seperti biasa ia makan sendiri, ibunya meninggal ketika ia kecil, tidak mempunya saudara, dan ayahnya selalu sibuk bekerja, tiba-tiba Ayah meneleponnya. 

"Dan maaf, Ayah belum bisa pulang awal hari ini, di rumah udah ada makanan?" 

"Udah ada telur, Zidan tutup telponnya ya." 

Zidan sangat malas berbicara dengan ayahnya yang selalu sibuk dan memerhatikannya, dia juga sudah terbiasa kesepian walaupun kadang ia  merindukan masa-masa bersama ayah dan ibunya.

***                   

Seperti biasa Zidan berangkat sekolah pagi-pagi sekali, tetapi tidak seperti biasanya kelasnya sudah cukup ramai.

 "Dan! tadi ada yang pingsan di bawah pohon kelengkeng itu, serem banget," ujar Reno heboh.

"Emang gimana ceritanya?"

"Jadi tadi malam aku dengar samar-samar orang teriak, ternyata ada anak pingsan di bawah pohon itu," jelas Reno yang rumahnya dekat sekolah.

Tak lama Ali datang dan menyeletuk, "Ren yang di WA story-mu itu beneran?" 

"Ya beneran, lah," 

"Kamu juga penasaran Al?" tanya Zidan.

"Ya lumayan sih, nggak masuk akal soalnya." 

Tiba-tiba Bu Farida wali kelas 8 A masuk kelas, "Baik, langsung saja kalian semua pasti sudah tau tentang anak yang pingsan tadi pagi, Ibu harap kalian tetap tenang dan jangan menyebarkan berita ini apalagi menyebarkan berita palsu, paham semua?" 

"Paham, Bu," jawab semua murid serentak.

Sekolah berjalan seperti biasa hingga pulang sekolah, Zidan dan Ali memutuskan untuk mampir ke rumah Reno karena ada yang ingin mereka bicarakan.

"Nanti malam aku mau ke sekolahan, ada yang mau ikut?" ajak Zidan santai.

 "Nggam usah dan, buat apa juga?" Reno melarang Zidan.

"Aku ikut," jawab Ali setuju.

"Jadi ikut, nggak, Ren?" Zidan bertanya sekali lagi.

"Aku pikir-pikir dulu," jawab Reno.

Pada akhirnya, Reno ikut pergi ke sekolahan. Mereka bertiga melancarkan misi mereka pada pukul setengah 12, sebelumnya mereka memeriksa keadaan sekolah dari lantai dua rumah Reno, terlihat dua penjaga sekolah yang berjaga di sekitar sekolah, mungkin ada juga anak yang mencoba datang ke sekolah seperti mereka.

Mereka bertiga mulai berjalan ke belakang sekolah diam-diam lalu melewati gerbang belakang yang lumayan tinggi, tetapi berhasil mereka lewati. 

"Siapa di sana?" tanya penjaga sekolah yang berhasil membuat mereka terkejut, sontak mereka berlari secepat mungkin ke arah kelas yang jauh dari sana.

Sesampainya di salah satu kelas mereka terengah-engah, tak lama Reno menyeletuk.

 "Al, aneh, nggak, sih penjaga tadi nggak ngejar atau ngarahin senter ke kita."

 "Nggak usah dipikirin yang penting kita udah di sini," jawab Ali santai. Zidan tetap memikirkan perkataan Reno, mereka mulai melihat keadaan sekolah dari kelas tersebut.

"Dan, kayaknya nggak cuma kita yang kesini," celetuk Ali .

"Iya, tapi nggak pa-pa, ayo gerak duluan," ajak Zidan.

Ketika mereka hampir sampai ke pohon itu, salah satu penjaga mengarahkan senter ke dekat mereka, seketika mereka diam menahan napas.

Zidan seketika takjub ketika melihat bunga yang mendekatinya dan perlahan mekar mengeluarkan cahaya yang memekakkan mata, sedetik kemudian ia ditarik menghilang.

Ali dan Reno yang sedari tadi hanya diam tidak melihat apa pun lantas terkejut, Zidan hilang begitu cepat, mereka berdua mulai panik dan mencari Zidan di sekitarnya.

"Dan! Jangan bercanda, Zidan!" panggil Ali panik.

"Zidan! Zidan!" teriak Reno pasrah, berharap penjaga sekolah membantu mereka mencari Zidan.

Zidan perlahan membuka mata setelah cahaya itu mulai memudar, setelah mencoba mencerna keadaan ia mulai sadar bahwa dirinya duduk di suatu ruangan yang tidak asing baginya,  tak lama seorang wanita dan anak balita datang, tetapi anehnya mereka tidak melihat Zidan, sedetik kemudian Zidan sadar bahwa wanita itu adalah ibunya dan anak itu adalah dia semasa kecil.

Perlahan matanya berkaca, karena keinginannya untuk melihat ibunya kembali, terwujud, "Idan, mau bantu Ibu?" 

"Mau," jawab balita itu bersemangat.

 "Kita mau masak apa?" 

"Ukis."

Zidan mulai memerhatikan keduanya yang sedang memasak cookies, tak melewatkan kesempatan ini.

Tak lama salah satu penjaga sekolah menghampiri mereka.

 "Tenang saja, teman kalian hanya pergi sebentar," ucap seorang penjaga.

"Pergi ke mana, Pak?" tanya Ali penasaran.

"Dia pergi ke tempat yang paling ia inginkan," jelas penjaga itu.

Ali dan Reno hanya pasrah menunggu Zidan kembali.

Perlahan tubuh Zidan memudar, Zidan menyadari waktunya di masa lalu akan habis, lalu ia menatap ibunya dan berkata.

 "Sampai bertemu lagi, Bu. 

Zidan kembali di masa depan menemukan kedua temannya yang ketiduran di bawah pohon "Al! Ren! Bangun!" 

"Aku di mana?" tanya Reno bingung.

"Di bawah pohon," jawab Ali datar.

 "Makasih ya Ali Reno udah bantu aku, nanti aku traktir kalian mi ayam!" ucap Zidan berterima kasih.

 "Siap, sama-sama, Dan," jawab mereka serentak. 

***

"Ayah mau coba kukis?" Zidan menawarkan kukis yang ia buat. 

"Boleh," jawab Ayah dengan mengambil kukis.

"Rasanya seperti buatan ibumu, kamu dapat resep dari mana?" 

"Rahasia," jawab Zidan dengan tersenyum lebar.

Mereka berdua mulai membicarakan tentang Ibu dan banyak hal, perlahan hubungan Zidan dan Ayah membaik.

***

Tentang Penulis

Putri Natasya Islamadina adalah seorang gadis yang lahir pada tahun 2007, ia memiliki cita-cita menjadi seorang guru dan penulis, ia menyukai kucing, bunga, dan awan, tulisannya bisa dijumpai di akun Instagram @natsy_islama.

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

24 komentar

Comment Author Avatar
Anonim
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Comment Author Avatar
Anonim
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
Cerpennya keren banget, tetap semangat Nat.
Comment Author Avatar
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
Semoga menghibur✨
Comment Author Avatar
Dila
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
Reno lucu banget sih kta aku mah
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Lucu Reno atau dia wkwk
Comment Author Avatar
Anonim
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
Lucu, menghibur sekali
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Makasih ya
Comment Author Avatar
Anonim
Selasa, 20 Agustus, 2024 Hapus
Sedih kisahnya Zidan
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
cerpennya menarik banget🤩, tetap semangat dan sukses terus yaaa, kembangkan karya²mu kawan🔥
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Makasih banyak ya🔥🙏
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
kerenn
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Wah keren banget
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Makasih
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
🔥🔥🔥
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Wah kebakaran
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Semoga tercapai impianmu
Comment Author Avatar
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Aamiin, kamu juga
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Ditunggu karya selanjutnya
Comment Author Avatar
Anonim
Rabu, 21 Agustus, 2024 Hapus
Sukses selalu
Comment Author Avatar
Anonim
Kamis, 22 Agustus, 2024 Hapus
Keren banget bisa buat cerpen sampai, selesai, kamu hebat
Comment Author Avatar
Anonim
Jumat, 23 Agustus, 2024 Hapus
Sukses selalu
Comment Author Avatar
Anonim
Jumat, 23 Agustus, 2024 Hapus
Tetap semangat
Comment Author Avatar
Anonim
Senin, 26 Agustus, 2024 Hapus
Wah, keren banget