[CERPEN] Pengalaman yang Sangat Tidak Menyenangkan - Karya Tiaramarcellinaputri

Daftar Isi

Dari sekian banyak yang Tuhan ciptakan di muka bumi ini, salah satu yang kusukai adalah langit. Ya, langit mulai dari hujan, awan cerahnya, suasana tenangnya malam, senja, hingga pelangi pun tak luput dari perhatianku. Semua tentang langit aku suka.

Aroma setelah hujan turun yang membuatku merasa tenang dan nyaman. Kata orang, jangan membuat kenangan saat hujan turun, karena itu membuat kita tidak bisa melupakan dari kejadian itu, mau itu bahagia atau malah menjadi kenangan terburuk yang tidak bisa kita lupakan seumur hidup.

Seperti yang dialami oleh mahasiswi cantik dan juga berprestasi di kampusnya itu malah mendapatkan kejadian yang sangat tidak menyenangkan bagi semua orang termasuk dirinya. Setelah kejadian itu, dia menjadi tidak fokus dalam segala hal dan itu mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dia menjadi tidak tenang dan selalu bermimpi buruk. Sore mulai dari segalanya. Pada sore yang menyakitkan. Kampus sudah mulai sepi hanya ada beberapa orang saja yang berlalu-lalang di sana termasuk dirinya.

Dira berjalan ke ruang rektor dengan langkah gontai pasalnya ia ingin cepat-cepat pulang karena hari sudah mulai gelap. Suara ketokan pintu pun terdengar, Dira masuk. Terjadilah kejadian yang sangat tidak menyenangkan itu terjadi. 

Hancur. 

Dirinya sudah kotor.

Itulah perasaan Dira saat ini, dia menangis sepanjang jalan pulang. Dia kecewa dengan diri sendiri sebab tidak bisa melawan semuanya. Mahkota yang dia jaga selama ini harus direnggut oleh dosennya sendiri yang tidak bertanggung jawab itu.

Tidak terasa hujan turun dengan derasnya, seolah-olah ia bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh Dira. Dira berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Dengan tubuhnya yang basah kuyup oleh air hujan ia tetap tidak ingin pulang sebab ia malu sama keluarga.

Iya tetap saja berjalan hingga bertemu dengan jembatan yang ada di sekitar taman. Ia berjalan terus sampai sana ia istirahat terlebih dahulu. Kondisi taman yang sepi sebab diguyur hujan membuat taman itu berubah menjadi horor dan mencekam. Dengan udara dingin yang menusuk ke pori-pori Dira bangun berdiri dan melihat aliran sungai yang mengalir dengan derasnya ditambah lagi dengan curah air hujan yang deras. Dira tanpa berpikir panjang ia loncat dari jembatan itu tanpa ada satu orang pun yang tahu.

Namun, itu semua gagal karena ada yang mencekalnya terlebih dahulu sebelum Dira melompat dari jembatan itu. Dira terhuyung ke belakang dan menubruk dada lelaki itu sambil menangis rancau bahwa dirinya itu sudah sangat kotor dan bahkan menjijikkan. 

Universitas Bagaskara digegerkan berita mahasiswi yang sangat berprestasi di kampusnya itu hilang tanpa jejak bak ditelan bumi. Pihak kampus pun sudah berusaha mencari mahasiswi itu. Salah satu dari mahasiswa memberi usul untuk membawa masalah ini ke kantor polisi dan dosen pun menyetujuinya. 

Polisi dan yang lainnya datang untuk menangani kasus ini. Namun, tanpa ada sadari bahwa ada satu dosen yang sangat disegani di Universitas Bagaskara itu tampak gelisah dan raut wajahnya yang sangat cemas dan ketakutan. Bulir-bulir keringat yang mulai muncul di sekitar pelipis kanan dan kirinya dia panik, dia takut, takut ketahuan perbuatannya itu.

"Hei, Pak Agus,” panggil Anton yang sesama dosen.

"Eh! Iya saya yang salah. Saya yang sudah melecehkan Dira! Saya minta maaf! Saya khilaf!" Aku, Pak Agus di depan semua orang. Tanpa ia sadari di sekitarnya ada banyak polisi. Semua orang yang mendengar itu berubah menjadi kebingungan dengan ucapan Pak Agus itu barusan.

Tanpa ada pemberontakan Pak Agus di bawa ke kantor polisi untuk ditindaklanjuti, setelah diperiksa dan melalui proses yang cukup panjang Pak Agus dipenjara selama beberapa tahun.

***

Hari demi hari, Minggu demi Minggu Dira tidak ada perubahan sama sekali yang ada malah makin buruk. Pengalaman yang sangat tidak menyenangkan itu sangat mengganggu kesehatan mentalnya Dira dan sekarang dia dirawat di RSJ.

Kedua orang tuanya yang melihat Dira seperti itu pun sangat hancur. Masa depan, masa mudanya di rumah sakit jiwa.

***

Tentang Penulis

Seorang anak tunggal yang lahir dan besar di kota Hujan ini kerap dipanggil Ra oleh teman-temannya itu, sekarang dia sudah berusia dua puluh dua tahun. Dengan hobi mendengarkan musik dan membaca novel. Info lengkapnya bisa dilihat di akun media sosialnya. Instagram: @m.tiaraputri2911

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

Posting Komentar