[CERPEN] Aku dan Astronomi - Karya Soffi Pratiwi
Kebanyakan orang tua memaksakan kehendak dan mengorbankan anaknya. Benar, seperti kisahku yang selalu dijadikan kelinci percobaan oleh orang tuaku sendiri untuk kepentingan pribadinya. Mulai dari kehormatan sampai untuk dipuji oleh orang lain. Sebenarnya tak masalah bagiku untuk menuruti segala kemauan mereka. Toh aku juga anak dari mereka yang sudah pasti harus hormat dan patuh terhadap perintahnya. Namun, lama-kelamaan aku membiarkannya sampai aku sendiri menjadi tidak berhak memiliki pilihan hidup seperti cita-citaku yang harus aku kubur dalam-dalam.
Sakit? Tentu saja, siapa yang tidak kecewa akan hal itu. Belum lagi keadaan di rumah yang selalu menyalahkan diriku sendiri. Entah apa yang membuat aku bisa lahir ke dunia ini. Ah, mungkin jika diberikan pilihan kembali, aku tidak akan mau terlahir ke dunia yang keras ini. Tidak hanya itu saja, orang-orang selalu menganggap remeh perempuan. Katanya, perempuan itu tidak pantas punya mimpi ataupun cita cita yang tinggi karena ujung-ujungnya juga ke dapur, itulah perkataan mereka yang selalu terlintas di benakku.
Aku memiliki ketertarikan sendiri, beda dari yang lain dan yang pasti aku sangat bertekad untuk bisa meraihnya. Aku punya bakat dalam bidang fisika, lebih tepatnya astronomi dan astrofisika. Dari dulu, aku memang sangat tertarik dengan mata pelajaran IPA. Sampai aku menjadi mentor teman sebayaku hingga kakak dan adik tingkatku. Menurutku, berbagi ilmu itu merupakan hal yang menyenangkan karena aku banyak mempelajari cara belajar teman-temanku. Ada yang metode mendengarkan, menulis, dan yang lain sebagainya.
Hingga pada suatu hari, Azka datang ke meja tempat kami sedang berdiskusi selagi menunggu Bu Susi yang masuk ke kelas kami.
"Eh, eh, woi. Kalian udah tahu, belum, mau kuliah dan nentuin ke depannya gimana?" tanya Azka.
"Emm, kalau aku langsung ambil swasta aja sih, karena kata mamaku biar dekat juga dari domisili, Kalau kamu gimana, Fifi?" jawab Jihan.
"Ya, begitulah. Lagi-lagi aku menurunkan niatku untuk kuliah jauh dan mungkin akan kuliah di dalam kota aja," jawabku.
Kami pun berhenti berbincang karena Bu Susi sudah masuk ke kelas dan saat di sela-sela pelajaran Bu Susi berpesan kepada kami untuk selalu semangat belajar walaupun memiliki hambatan saat belajar, karena apa pun yang terjadi itu semua karena Allah. Kita semua memang bisa merencanakan sesuatu tetapi Allah yang akan selalu menentukan ke depannya bagaimana.
Pulang sekolah seperti biasa, aku akan pergi mandi dan menggunakan pakaian rapi untuk bekerja. Aku bekerja sebagai seorang pengajar atau bisa dikatakan guru les privat, sejak SMP sampai sekarang aku bersekolah SMK. Aku sudah melakukan pekerjaan ini, ya hitung-hitung membantu orang tuaku dan membeli keinginan untuk diriku sendiri. Pukul 19.00, aku sudah siap untuk pergi ke rumah temanku. Tak lupa sebelum pergi, aku selalu memberi makan untuk kucingku tersayang.
Dengan senangnya, aku mengajari temanku ini hingga dia tahu, apalagi temanku ini sangat suka dengan benda langit. Jadi, aku juga sebaliknya, sangat suka bercerita dan berbagi ilmuku kepadanya. Pernah beberapa kali dia bertanya kepadaku tentang teori-teori Albert, newton, dan para ilmuan lainnya. Dan, itu sangat menarik untuk dibahas apalagi kalau sudah mereviu buku. Wah, itu hal yang sangat aku sukai. Selain itu, aku juga sangat suka menulis. Beberapa kali aku sudah menulis buku antologi dengan karya terbaik, mulai dari cerita pendek hingga puisi.
Keesokan harinya, aku diajak ikut dengan bundaku untuk pergi menikmati hari liburan bersama teman-teman bundaku. Dari pada di rumah saja, mending ikut bunda, dapat jajan lagi, he-he.
"1, 2, 3." Itulah yang aku ucapkan saat mengambil potret bundaku bersama temannya.
"Wah, hasilnya bagus," ucap Tante Ayu.
"Makasih banyak, Tante, atas pujiannya," balasku padanya.
Di sebarang sana, bundaku asyik berbincang dengan Tante Mala. Tante Mala ini adalah orang yang sangat perspektif di bidang pendidikan. Sampailah di tahap pembicaraan ini.
"Jeng, “ sahut Tante Mala kepada bundaku.
"Apa itu, Jeng?" jawab bundaku.
"Nanti anakmu kuliah di mana? Kalau bingung masukkan saja dia ke kampus di Jakarta sana. Fasilitasnya banyak. Selain itu, dapat beasiswa penuh di sana," jelas Tante Mala kepada bundaku.
"Boleh tuh, kira-kira jurusan apa saja yang ada di sana? tanya Bundaku.
"Yang pasti bunyaaak, Jeeeng, suruh aja anakmu ke situ. Biar urusan biaya kuliah nggak pusing-pusing lagi," jelas Tante Mala kembali.
"Ooo, iyalah aku coba bilang ke anaknya dulu ya, Jeng, pasti dia mau. Karena selama ini dari SD sampai sekarang dia selalu nurut dengan sekolah yang aku pilih," jelas bundaku kembali.
Aku yang mendengar itu seketika sesak di dadaku, ini bukan yang kali pertama aku mendengar itu, tapi entah kenapa hari ini sangat sakit rasanya. Ya Allah, cabut saja nyawaku sekarang agar aku tidak lagi dijadikan kelinci percobaan.
Pada akhirnya, aku yang akan mengalah dengan semuanya, aku yang mengalah dan terus mengalah. Entah aku akan sukses di usia muda atau meninggal di usia muda. Sehat-sehat kelinci percobaan orang tua.
***
Tentang Penulis
Soffi Pratiwi adalah seorang gadis kelahiran Februari 2007, tepatnya di Kota Dumai, Riau. Gadis penyuka benda langit, kopi, buku, kucing, gelapnya malam dan warna merah. Sudah lama ia menunggu kapan orang tuanya akan memberikan ia pilihan untuk hidup. Namun, belum saatnya. Kalian dapat menemukan ia di Instagram-nya @soffiprtwi dan LinkedIn @soffiprtwi.
Mungkin orang tua kakak selalu memilih pilihan hidup untuk kakak,biar di masa yang akan datang kakak akan mendapatkan kehidupan yang layak/indah. Nanti ada saatnya kakak bisa memilih pilihan hidup kakak, mungkin tidak sekarang kakak bisa memilih pilihan hidup kakak.
Saya tidak menyangka loh kak kalau kakak menjadi seorang pengajar. Saya sebenarnya sudah lama ingin ikut membuat cerita seperti kakak ini, tapi saya tidak tau caranya bagaimana kak.
Kakak tetap semangat ya 😊.
Tidak usah pedulikan omongan orang lain tentang hal buruk yang membuat kakak menjadi sakit hati.
KAK SOFFI PRATIWI AKAN MENJADI ORANG SUKSES👩🏻🎓.
💗💗💗💗
apapun tantangan hidup kamu tenang aja masih banyak orang yang sayang sama kakakkk <3
{smile}
kakak motivator di hidupku, kakak keren dan kakak hebat
kalau ga ada kak soffi aku ga bakal bisa sampai disini:(
BIG LOVE BUNDAAA💓