Kumpulan Puisi Indah dengan Tema Kenangan, Bikin Nostalgia!

Daftar Isi

Pada alunan kata-kata yang mengalun seperti melodi kenangan, kita menapaki lorong waktu yang penuh dengan rasa. Kenangan, sebuah peta perjalanan jiwa yang membawa kita kembali ke masa-masa yang telah berlalu. Pada titik-titik yang terpencil di hati, kita menemukan goresan indah yang tak terhapus oleh waktu. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama merenung dan terhanyut dalam keindahan kata-kata, dalam kumpulan puisi indah yang membawa kita menari di atas lapisan nostalgia. Berikut adalah sekumpulan puisi dengan tema kenangan yang semoga dapat menjadi referensi kamu.


#Puisi 1

Kenangan di Kanvas

Oleh: Wahyu Warningsih

                           

Terlukis indah sandyakala dalam cerita

Warna asmara tinggal menunggu waktu

Coretan indah tertuang di kanvas

Menjadi sketsa asmaraloka

Hanya sekejap mata telah hilang

Menyisakan panah kenangan luka lara.

 

Ibaratkan lukisan Nabastala  

Yang terukir indah swastamita di kanvas

Tercoret warna gelap dengan kuas

Yang tadinya terlukis indah banyak warna

Kini hanya ada warna gelap

Menyisakan warna indah menjadi kenangan di kanvas.

 

#Puisi 2

Seutas Memori

Oleh: Demi Agustiana

 

Sang Fajar datang memulai hari

Suasana dinginnya menyapa kulit

Tampak megahnya sang mentari

Yang sudah mulai berangsur naik tanpa malu

 

Membuat diri ini merenung

Menikmati arunika yang begitu megah

Awan-awan seakan tau

Baskara yang indah akan naik sebentar lagi

Dan berpinggir seakan memberi ucapan selamat datang

 

Lalu bagaimana dengan ku

Menikmati nya seorang diri disini

Tanpa mu, yang dulu berada disini

Teringat akan akara indah Yang kau ciptakan

Menjadi sebuah ilusi tak bermakna

 

Dan ternyata kenangan itu indah

Namun bagi ku tiada arti


#Puisi 3

Hanyalah Kenangan

Oleh: Siti Icun Syamsuriah

 

Kepergianmu masih menyisakan duka lara

Meski waktu telah lama berlalu

Di hatiku terasa ada kehampaan

Dan mengingatmu selalu meluruhkan air mata

 

Kini setiap kulewati hari

Kenangan tentangmu akan hadir

Teringat semua momen saat bersamamu

Semakin kurasakan betapa kamu sangat berarti

 

Semua tentangmu kini hanyalah kenangan

Cinta kasihmu akan selalu aku kenang

Tersemat di hatiku

Menjadi bekal dalam kehidupan

 

#Puisi 4

Aku, Kamu, Kita

Oleh: Veily


Cerita kita,

Isi dari semua melodi

Isi dari cerita canda

Isi dari sepertiga malam

 

Perihal Semesta,

Dua insan yang berbeda,

Dua manusia

Dua diri yang bermasalah

 

Tatkala asmaraloka bersama amerta,

Saat renjana menciptakan jalan,

Saat masalah yang menguap,

Juga kasih dan cerita yang menjauhkan kita

 

Tentang kita,

Matematika,

Logika, dan;

Hati.

 

#Puisi 5

Senja Dalam Netra

Oleh : Mutiara Muthmainnah

 

Senja yang menyapa

Mengingatkanku pada sepasang netra

Netra yang tak pernah alpa

Menyunggingkan senyuman asmara

 

Netra yang kini kembali pada sang empunya

Sungguh membuatku bertanya-tanya

Mengapa kisah kita tak lekang oleh masa

 

Aku ingin berlari dari semua tentang kita

Tapi senja selalu berhasil menampakkannya

Sebuah kisah yang kulihat sangat bahagia

Hingga aku enggan tuk melupakannya

 

Meski kini tinggal cakrawala

Senja bersamamu takkan ku lupa

Biarlah kupeluk semua yang tersisa

Hingga aku melebur dengan netra yang ku puja


#Puisi 6

Bayang-bayang Aksara

Oleh: Kelompok A

 

Bayang-bayang kenangan tertoreh akan dama

Gundah terbayang akan dekap sang kasih

Yang kini tidak ada lagi menyisakan luka lara.

 

Rasa rindu yang ada di sanubari perlahan menipis karena terkikis masa

Tak ada sesal meski kadang ada duka namun aku telah mengikhlaskan semua

Biarlah semua menjadi kenangan

 

Kenangan yang indah namun menyisakan sakit

Sakit yang entah kapan bisa pulih

Seiring berjalannya waktu, rindu pun akan usai dengan sendirinya

 

Perihal kata-kata manismu

Seolah kita ‘kan selalu ada

Namun, kita terpisah seiring waktu

Akupun kini percaya, kita memang berbeda

 

Karena entah atas dasar apa

Imajinasiku tak pernah alpa

Menjumpai kenangan yang tak ku lupa


#Puisi 7

Menghilang Bersama Kenangan

Oleh: Kelompok A

 

Panah kenangan meninggalkan lara pada kalbu

Cerita aksara membawa bayang mala

Akan sang kasih pergi menjadi sang lintang

 

Laksana senja yang berganti malam

Engkau pergi meninggalkan kesan yang mendalam

Tinggalkan aku bersama pekatnya malam

 

Derai tetesan air mata menemani malam yang kelam

Dinginnya angin malam menerpaku

Yang terpaku dalam renungan

 

Yang dalam setiap malam 'ku menyendiri

Di semua waktu aku berada

Bayangmu serta setiap perilakumu yang manis

Akankah kubisa menghapus semua ini?

 

Meski aku terbuai akan malam

Dan kau tetap menginginkan pagi

Biarlah kisah kita amerta pada setiap nadi


#Puisi 8

Lara Dalam Kalbu

Oleh: Kelompok A

 

Daksa tanpa atma

Sendu tanpa sang kekasih

Hanya luka yang menghiasi kalbu

 

Hening merasuk sukma

Menjalar hingga sekujur raga 

Rasa cinta di dada menghilang tanpa sisa

 

Tentang nabastala yang menjanjikan keabadian

Perihal dayita hilang oleh anila

Haruskah ‘ku pupuk saja dari awal?

Seperti kisah yang tidak harusnya aku harapkan

 

Harapan yang indah namun sirna

Hirap seakan terbawa hembusan angin

Berangsur-angsur tanpa tersisa

 

Meski pada akhirnya aku terlena

Oleh potografi kehidupan tanpa rana

Tapi kuyakin aku kan terbiasa


Seiring detik-detik yang bergulir, kita telah menjelajahi lanskap kenangan yang penuh warna. Puisi-puisi indah telah menjadi jendela menuju dunia yang terlupakan, di mana setiap kata adalah jejak langkah kita diantara hari-hari yang telah terlewati. Semoga melalui kata-kata yang terpilih ini, kita dapat menemukan kedamaian dalam melihat kembali jejak langkah kita, dan merayakan kenangan-kenangan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup kita. 

Terima kasih telah menyisihkan waktu untuk mengenang bersama, semoga puisi ini telah berhasil membangkitkan kembali kehangatan kenangan yang selalu ada di lubuk hati kita. Semoga apa yang telah tersaji dapat memberikan kesan nyaman di hati masing-masing pribaadi.

Komunitas Ufuk Literasi
Komunitas Ufuk Literasi Aktif menemani pegiat literasi dalam belajar menulis sejak 2020. Menghasilkan belasan buku antologi dan sukses menyelenggarakan puluhan kegiatan menulis yang diikuti ratusan peserta.

Posting Komentar